Jumat, 03 Juni 2011

Pelantikan Bumi Meccak Batin

Bupati memukul gong tanda "bumi meccak batin" telah di resmikan.

Penyerahan Pelakat "bumi meccak batin" oleh ketua umum kepada Bupati Lampung Tengah

Minggu, 28 November 2010

TETAWAI BAHASO LAPPUNG


TETAWAI BAHASO LAPPUNG.




















Cuttuw :
Kalimat Bahasa Indonesia:
‘KEDATANGAN SAYA HARI INI”
Diterjemahken
“ KEPEGEGHAN SIKAM DAWAH SIJO”
Kata Kepegeghan terjemahan jak Kedatangan.Lem bahaso Lappung mak makko awalan KE + Ahiran AN ngeguwai
kata benda. Sedangken PEGEGH sangun kata benda jadi mak perlu lagi diubah ubah, lamun kata kerja no MEGEGH         . 
Cubo gham ngerubah kalimat diunggak jadi kaloimat aktif:
“SAYA DATANG HARI INI”
“SIKAM MEGEGH KEBIAN SIJO”
 Pencamouran dialeg:
“Peghow jaghak Bandar Jayow Tanjung karang”
 kalimat ijo cappuran dialeg megalow jama peminggir, sedangkan struktur kalimat makai struktur bahasa Indonesia.
Struk kalimat bahasa Lappung sitemen ghegeh ijo
PIGHO KILO JARAK BANDAR JAYO ADE’ TANJUNG KARANG” (dialeg abung ataw lappung Darat)
Lamun memahami bahaso Lappung secara utuh struktur kalimat tigeh ruh bahaso lappung kalimat ino jadi.
‘MEDO JAWEH JARAK BANDAR JAYO ARUNG TANJUNG KARANG”
Cawo Pigho dipakai lamun ago mandaiyei jumlah pastei
Cawo Medo dipakai lem perkiraan.
Cuttuw:
Phiqho anak puskam “ timbale no “Anak sikam 6”
“Pigho igo kibau ijo” timbale ‘ Pituw juta rupiah”
“Pigho mubil Suttan “ timbale no “ pak”
Tano gham ninuk nyo upo pemakaiyan MEDO.
“Medo nayah mobil Bupati” timbale no  “Nayah” atauw “Mak nayah”
“Medo beghak kebun  muw” timbale no “ Mak kurang jak wo hiktar”
Bulan depan disambung (redaksi)

NINUK Gunung Sugih Zaman Ghebey










NINUK Gunung Sugih Zaman Ghebey.

Tano gham ka ngenah tugu kepiyah Emas temegei gagah magas mata apo siteliyew di perempatan ino. Nayah sai mak pandai lamun di pak tuguw ino ho, temegei pompa bensin di jaman belando, dilapangan ino wat tangki bensin si dilem tanah di ungga no di cor semen, wat ghanglayo aspal kughuk dak lapangan. Lamun wat mubil sai ago ngissei bensin pak no diseberang tuguw pepadun. Pompa bensin ghebey, makai pompa manual ,  ghegeh pompa sumugh merek dragon. Bensin di pompa ngissi geluk (stoples) issei stoples kiro kiro puluh liter, lamun ka latap appai di salurken ade’ tengki mubil. Terlepas soal tehnik pompa Gunung Sugih di tahun 1930an ka’ wat pompa bensin, ijo reteino Gunung Sugih punya arti penting di mato Belando sebagai kota Assisten Residen. Mak nayah kota si wat pompa bensin. Nayah beghih singebidoken Gunung Sugih jamo aneg baghih. (St. Ningrat)

Jumat, 26 November 2010

MUTIARA PEREMPUAN PANGGILAN


Oma Mutiara
Rumah itu besar dengan arsitektur Neo Klasik , sangat anggun berdiri kokoh di kaki gunung yang selalu berselendang awan. Pagar besi tempa yang melilit berdiri tegap setinggi hampir tiga meter,  keanggunan rumah bertambah mengesankan dengan kurungan pagar yang kokoh. Warna putih yang menyelimuti rumah itu menambah keangkuhannya. Jendela besar  yang menghadap gunung terbuka lebar.
Herman Indrapati
 
Herman Indrapati
 
Perempuan tua dengan usia mendekati 60 tahun duduk menghadap jendela  memandangi gunung  Oma Mutiara menikmati hari tuanya dengan damai  tenang dan bahagia, tidak banyak orang yang tahu riwayat Oma Mutiara ketika masih muda bermandikan Lumpur, bermandikan susu dan bergelimang dengan emas dan dosa.

Oma Mutiara yang sebentar lagi genap berusia enam puluh  tahun namun usia senja itu masih jelas meninggalkan kecantikan yang sempurna pada masa nya.
Angin bertiup halus dari jendela yang terganga, pohon cemara dipojokan halaman terlihat melambai lambai.
Kota Mekah mengubah seluruh diri oma Mutiara, sepulang dari menunaikan ibadah haji Oma Mutiara, seakan akan menjadi manusia lain, dia pendiam  senyum yang pergaris dibibir nya sangat sering dia lontaerkan, untuk hal yang menyenangkan ataupubn hal yang tidak menyenangkan hatinya Oma hanya tersenyum.
Jika dia berada sendiri maka hatinya semakin luluh lantak, dia kini merasa sangat takut dan menyesal dengan seluruh kehidupan yang pernah dia tempuh, terkadang sepanjang hari oma hanya bersimpuh dio sejadahnya seraya melantunkan permohonaqn ampun kepada sang ilahi rabbi. Tetapi kisah dirinya terus menggeluti hatinya.
Sore itu
Seperti sore kemarin
Oma Mutiara  masih memandangi gunung. Tiba tiba awan tebal membungkus puncaknya, oma tercenung dalam bingkai masa lalu”